Kakak Senior [Part 1]

Dibawah terik matahari..

Disini aku berdiri, menundukkan kepalaku dibawah terik panasnya matahari.
Di saat ada kesempatan, aku mencoba mengistirahatkan leherku dengan
mengadahkan kepalaku ke atas, sinar mentari saat itu sangat cerah sampai
mengahalangi penglihatanku sejenak. Disaat yang lain sedang sibuk
baris-membaris dibawah arahan para senior, hanya aku yang berdiri sendiri disini.

Hari pertama ospek ku tidak semulus yang kukira, berdiri dalam kondisi
dihukum karena telat dan tak sengaja mengolok-olok salah satu senior di kampus
ini pun menjadi kendala. Aku bisa mendengar suara gemerisik yang berasal
dari lambaian rumput dari kejauhan, dan ternyata itu suara langkah seseorang . .

“Kenapa kamu bisa telat ?”
Terdengar suara berat tanya dari seorang senior . .

“Maaf kak, kesiangan”
Aku tidak bisa membuat alasan yang bagus, karena panas nya terik matahari
mempengaruhiku.

“Kamu ini mahasiswa baru. Sudah telat datang, malah ngoceh sesuatu yang
tidak jelas dihadapan senior”

Setelah ucapannya tadi, aku tidak bisa mendengar apa-apa lagi yang dia katakan,
dikarenakan efek panas ini membuat kepalaku merasakan sensasi pening yang
tidak bisa kutahan . .

“Ya sudah, istirahatkan leher mu sebentar .. setelah itu tundukkan lagi”

Aku hanya bisa menghembuskan nafas lega, bisa mengistirahatkan leher ku untuk
sementara. Baru saja rasa penat di leherku hilang . .

“Yap, tundukkan lagi kepalamu”

Disitu aku hanya bisa berpikir ya allah, bentar amat . . kerasa aja kagak

Di saat aku ingin menundukkan kepalaku, tatapan ku dengan sendirinya mengarah
ke seseorang. Diatas padang rumput hijau, disanalah dia berdiri. Dihadapan para
calon mahasiswa baru, di antara celah celah mentari.
Sinar mentari kala itu sedikit menghalangiku melihat wajahnya.
Tapi aku merasa dia sedang tersenyum melihatku . .



Aku pun menundukkan kepalaku, merasakan kembali semua penat dileherku.
Tak lama kemudian, aku mendengar sesuatu  . .

“Ada apa ini, sen?”

Suara perempuan itu sejenak meringankan sedikit rasa penat yang menyelimuti
leherku, namun kondisi ku sekarang hanya bisa membuatku melihat rerumputan
yang ditutupi oleh bayanganku, dan aku pikir dia mungkin salah satu senior yang lain . .

Setelah dia mendengarkan jawaban dan penjelasan dari senior laki-laki yang
sedang menghukumku . .

“Ayolah sen, inikan masih hari pertama ? kasihan dia, kasih dia dispensasi sedikit lah”

Aku bisa melihat bayangannya mendekatiku . .

“Halo . . kamu masuk grup berapa?”

“emm. . grup ka-tiga (KIII) kak”
jawabku sambil membersihkan keringat yang menetes dari wajahku

“Well, ternyata dia anggota kelompokku, sen . . boleh kubawa dia ke kelompokku ?”

Aku tidak bisa mendengar jelas argumentasi dari senior yang menghukumku tadi . .

“Yap, sudah selesai nunduk-nunduk nya . . angkat kepalanya”

Akupun mengangkat kepalaku, dan setelah aku mengangkat kepalaku . .

“Halo!”
Sapaan darinya yang dihiasi dengan senyuman manisnya.

Dia. . dia yang sesaat kutatap ketika aku ingin menundukkan kepalaku tadi,
ternyata berada didepanku. Tersenyum melihatku, aku pun terdiam terpaku
melihat senyumannya yang tertuju kepadaku . .

“Lho? Kok diem gitu ?”

Setahuku, lidah itu tak bertulang . . namun nyata nya lidahku terbujur kaku,
tertahan, dan tak bisa mengatakan apa-apa disaat dia menanyakan hal ringan
yang bisa dijawab dengan layak ?

“Ya udah, ku bawa kamu ke barisan kelompok kita”


Sesampai di barisan kelompok..

Naah.. silahkan gabung sama teman-teman baru kamu. Jangan malu buat
 kenalan.”

Aku bisa melihat wajah-wajah calon teman-teman ku dibarisan, seperti merasa tak ada
beban dengan ketua grup mereka. Aku bisa membayangkan bahwa ospek ini bakalan
berkesan.



3 Bulan Setelah itu

Bersandar di sofa ruang tamu asrama mulai menjadi kebiasaanku beberapa
bulan ini, disaat waktu luang maupun ketika jadwal kuliahku kosong,
aku selalu menghabiskan waktu ku disini sambil membaca tumpukan
komik koleksi ku. Entah kenapa, aku mulai merindukan masa-masa
putih abu-abuku . . .

“Bro, temenin gue yuk . . loe lagi gak ada kerjaan kan ?”
Tanya Madjar, teman sekamar ku yang sepertinya sedang bergegas sambil
membawa sesuatu . .

“lagi ngomik sih . . emang mo ngapain ?”

“Ini . . gua mo ngumpul tugas kemaren, udah lama sih selesai nya . . 
  cuman gua lupa kalo deadline nya itu hari ini”

Dengan menyandarkan kepalaku di satu sisi sofa, dan menyandarkan kakiku
di sisi lain sofa, aku tidak mendengarkan omongan teman ku lagi,
karena atmosfer buku komik bagiku tidak bisa ditahan . .

“Gimana mau gak ?”

Mata ku terlalu focus ke buku kecil dengan 100 lembar halaman itu, aku
sudah tak mendengarkan apa-apa lagi . . 

“Ya udah gua temenin, tapi jangan lama-lama”

“Cuman ngumpul tugas doang kok, malahan nanti . . loe yang bakalan
  betah disana”

Aku yang bakalan betah ? apa maksudnya ?

Baiklah, aku menuruti kemauan teman ku ini. Lagipula aku sedang free.
Langkah demi langkah aku menyusuri lorong kampus, sambil
menggengam komik dengan headset yang terpasang disebelah telingaku.
Saat itu aku bisa melihat langkah teman ku dengan tiba-tiba terhenti.

“Esh.. kenapa stop mendadak gitu sih? Gua gak liat jalan nih”

“wkwk.. loe asik ngebaca mulu sih, berhenti bentar napa..”

Ternyata kami sudah berada ditempat yang dijanjikan teman ku untuk
mengumpulkan tugasnya tadi . .

“Loe kalo mau ikut masuk, ikut aja gak apa apa kok”

“Kagak ah, gua nunggu disini aja”

“Ya udah kalo gitu..”

Lembar demi lembar kubalik, halaman demi halaman kubaca . .
sampai aku mencapai lembaran kertas di akhir buku itu . . .

Itu orang lama amat, padahal cuman ngumpul tugas doang . .

Aku melihat pintu ruangan tempat temanku tadi masuk, masih
tertutup dan perasaanku tidak ada suara seperti pintu terbuka lagi
atau aku tak sadar kalau teman ku itu sudah keluar tanpa
sepengetahuanku ?
Lama menunggu, aku berniat ingin memasuki ruangan itu.
Sesampai di depan pintu ruangan itu, tanganku sudah hampir
megenggam gagang pintu, namun pintu itupun terbuka dari dalam..

“Eh..? Aduduh!”

Aku tanpa sengaja menabrak seseorang wanita yang baru saja
keluar dari ruangan itu. Aku membuat semua bawaannya jatuh.
Tampak seperti kertas-kertas tugas yang jatuh berserakan, aku harap
dia bukan seorang dosen…

“Aduh.. maaf bu, saya ga liat ibu. Sini saya bantuin”

Ku ambil selembar demi selembar kertas itu dari lantai, lalu …

“ihh.. jangan panggil aku ibu dong, aku kan bukan dosen… Eh?”
Sambil merapikan poni rambutnya, dia terkejut melihatku.

“Eh? Kakak..?”

TO BE CONTINUED . . .

0 komentar:

Perkenalan!! Aku..

Satu kata simpel yang sering diucapkan berjuta orang . .

Hai !

Sebelum meresmikan blog ini . .
ada baik nya kita berkenalan dulu, wahai para pembaca.


Perkenalkan! Namaku Gusmuhrifky, atau kalian bisa sapa aku dengan
Gusmuh ataupun Rifky ((gak ada perbedaan ya))

0 komentar:

Copyright © 2015 gusmuhrifky